23 Juli 2012

PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK BERTEMU DI BUS

Seorang laki-laki bukan perokok duduk di sebelah laki-laki perokok yang asyik menghisap dan menghembuskan rokoknya melalui jendela bus yang mereka tumpangi. Sejurus kemudian muncullah sebuah dialog di antara mereka. Kita sebut saja penumpang bukan perokok A, dan perokok adalah B.

A : "Mas, merokok aktif ya?"
B : "Iya."
A : "Sehari bisa habis berapa batang, Mas?"
B : "Sehari bisa dua pack. Satu pack biasanya isi sepuluh. ya Sehari berarti kira-kira 20 batang."
A : "Oh, begitu ya, Mas. Satu pack rokok biasanya berapa harganya, Mas?"
B : "Satu pack sih rata-rata sekitar Rp10.000."
A : "Oh begitu ya. Saya nggak pernah merokok atau beli rokok, Mas. Jadi nggak tau. Oh ya, sudah berapa lama aktif ngrokok, Mas?"
B : "Saya mulai aktif ngrokok itu waktu kuliah. Kira-kira umur 19 tahun. Ya sekitar 20 tahun saya sudah aktif merokok."
A : "Wah, berarti kita sebenarnya usianya sama ya, Mas. Kalau dipikir lagi, lama juga ternyata Anda merokok ya, Mas." (terdiam sebentar)
"Mas, berarti kalau dihitung-hitung sehari bisa keluar Rp20.000 untuk rokok ya, Mas. Sebulan, berarti dikali 30, pengeluaran per bulan untuk merokok Rp600.000. Kalau setahun, berarti dikali 12, untuk rokok keluar biaya Rp7.200.000. Mas sudah merokok 20 tahun. Berarti selama merokok pengeluaran Mas sudah Rp144.000.000." (terdiam sejenak) 
"Berarti seharusnya Mas sudah bisa beli mobil sendiri dengan uang senilai itu, Mas. Nggak perlu susah-susah naik bus kaya gini, Mas."
B : (terdiam, menghisap rokoknya dalam, membuang batang rokok dan menghembuskan asap rokoknya ke luar bus, dan menghela nafas)
"Iya, Mas. Ada benarnya juga. Seharusnya saya sekarang sudah naik mobil, tidak naik bus semacam ini. Eh, tadi Mas bilang seumuran saya dan tidak merokok ya? Tapi kok Anda nggak naik mobil sendiri ya? Kok masih ketemu saya di bus?"


Menurutku itu tak hanya sekedar joke. Tapi ada maknanya juga khususnya bagi perokok dan bukan perokok. Bagi perokok, maknannya merokok adalah (mungkin) merokok adalah salah satu sarana membuang uang yang mudah. Sedikit demi sedikit yang dikeluarkan memang. Tapi ternyata jika dihitung sudah nilainya sangat besar. Maka bisa dibilang peribahasa "Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit" bisa terwujud dalam kasus tersebut. Namun, bagi bukan perokok seharusnya juga bisa lebih bijak dalam mengelola keuangan dan mengelola keinginan diri untuk membeli benda-benda lainnya. Ya sepertinya permasalah orang bukan perokok adalah keinginan membeli hal-hal lain lebih besar, beda seperti perokok yang merasa rokok sudah cukup.

1 komentar:

Bagaimana pendapatmu?