21 Oktober 2011

JANGAN DIANGGAP SAMA SEPERTI KITA

Bapakku memelihara burung, walaupun punya sebenarnya. Sangkar burung beserta penghuninya selalu digantung di luar rumah. 
Suatu malam ada tetangga yang bertanya, "Burungnya ga dimasukkan, Pak? Kasihan kedinginan kalau di luar." 
Dengan enteng Bapakku menjawab, "Burung kan kalo bebas juga selalu di luar. Malah di pohon-pohon. Berarti kan ini sudah semirip kodratnya. Cuma di sangkar saja."



Seperti pengalamanku juga waktu bercerita tentang keinginanku jika meninggal kelak, aku ingin dikremasi. Tiba-tiba temanku bertanya, "Apa ga panas kalau dibakar gitu?"
Jawabku pun enteng, "Kan udah mati, masa masih ngrasain panas?"

Kita seringkali menganggap sesuatu yang terjadi dikembalikan pada diri kita, dan kita lupa pada keadaan yang seharusnya. Burung dianggap seperti kita yang merasa membutuhkan rumah, padahal habitat burung di alam bebas. Temanku lupa juga kalau seseorang mati, tak lagi merasa sakit. Kita seringkali lupa keadaan masing-masing berbeda, dan secara tidak sadar menyamakan dengan yang terjadi pada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana pendapatmu?