5 November 2011

PENGARUH SIARAN SEPAKBOLA

Sepakbola adalah olahraga yang populer di Indonesia. Mungkin yang terpopuler, karena berita tentang sepakbola selalu diekspos. Tidak seperti sepak takraw. Padahal sama-sama sepak. Tua, muda, anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan menjadi penikmat. Walau sepertinya kebanyakan perempuan menikmati wajah-wajah pemainnya daripada permainannya. Tapi, sepertinya.


Di Indonesia disiarkan pula beberapa liga-liga sepakbola melalui stasiun televisi nasional. Terutama liga di daratan biru, Eropa. Premier League, Serie-A, dan La Liga yang masih bertahan. Bundesliga sempat tayang, tapi sepertinya ratingnya rendah, jadinya sekarang tinggal kenangan. Tak lupa pula liga di Asia juga disiarkan, tetapi hanya Liga Indonesia.


Menonton sepakbola ternyata tak hanya mendapatkan sisi hiburan, terutama hiburan melihat tim yang dibenci kalah. Tetapi sepakbola juga mampu membawa petaka, entah kalah taruhan, atau malah mengakibatkan kematian (cara lain ikut berbela sungkawa tim favorit kalah. Fans sejati yang bisa gini). Sepakbola pun bisa melatih mental kita. Berikut ini manfaat dari masing-masing liga yang masih disiarkan oleh televisi nasional.  

Seringkali banyak yang menempatkan pembahasan tentang Indonesia di belakang, karena mungkin dianggap lucu. Jadi, saya mulai dari depan saja Liga Indonesia. Liga Indonesia seringkali membuat penonton jadi gregetan sendiri. Bola yang mungkin seharusnya menjadi gol, malah ditendang keras melambung jauh terbang tinggi bersama mimpi (kaya lagunya Anggun), mimpi untuk mencetak gol. Seringkali pula umpan salah atau banyak hal yang membuat penonton merasa emosi. Sampai ingin merusak TV (tapi teringat kalau masih kredit), atau mengumpat nama pemain, yang namanya sama dengan tetangga yang katanya preman. Nah, di sini kita harus berterima kasih terhadap pemain Liga Indonesia. Mereka mengajak kita untuk sabar dalam menahan amarah. Jika kita 90 menit lebih (ditambah extra time) mampu menahan semua amarah karena kesalahan-kesalahan pemain itu, kita berhasil menjadi orang sabar. Tetapi, kalau kita tak mampu menjadi sabar, apalagi sedang memiliki masalah, sepakbola Indonesia bisa menjadi pelarian amarah. Daripada menambah masalah karena salah marah ke orang lain. Nah, lebih baik diarahkan ke pemain-pemain yang tentu saja tidak mendengar umpatan kita kepadanya.


Sekarang beranjak ke Liga Spanyol, alias La Liga. La Liga mungkin pamornya bisa berkurang karena keunggulan dua tim penguasa, Barcelona dan Real Madrid. La Liga Spanyol pun seringkali yang disiarkan adalah Barcelona dan Real Madrid. Kadangkala kalau bukan karena terpaksa tidak ada pertandingan lain, mungkin pertandingan Barcelona dan Real Madrid menjadi pilihan. Walau kita tetap merasa kalau dua tim itu akan menang atas lawan-lawannya, namun seringkali muncul harapan agar rival dua tim tersebut yang memenangkan pertandingan. Ya, setidaknya kita berterima kasih kepada pemain La Liga, khususnya Barcelona dan Real Madrid, karena mereka mengajak kita untuk terus berharap dan bermimpi. Tetapi mimpi dan harapan harus dibarengi dengan usaha. Meskipun pertandingan sepenuhnya usaha pemain, tetapi kita pun masih mampu berusaha dengan fitur sms dukungan. Karena dukungan itu seperti halnya doa. Dapat pula kita mendapat kesimpulan lain, kita harus selalu mendukung rekan kita yang mungkin sedih, jatuh, dipandang sebelah mata, seperti halnya tim-tim yang melawan Barcelona atau Real Madrid. Selain itu, jika bukan Barcelona atau Real Madrid yang bertanding, kita pun sebenarnya diingatkan kalau kita masih tetap mendapatkan penghiburan di masa jenuh. Sepakbola Spanyol setidaknya mampu mengisi waktu bosan kita.


Serie-A Italia merupakan liga yang populer di Indonesia di era 1990-an. Klub-klub Italia yang saat ini meredup pun tetap memiliki fans. Seperti Parma, Lazio, atau AS Roma yang prestasinya tak segemilang masa-masa 1990-an. Tetapi perlahan liga populer ini ditinggalkan setelah Liga Inggris merebut hati penonton dengan permainan cepatnya, dan membuat Serie-A terlihat seperti sepakbola dengan slow motion mode. Ya, seringkali kita merasa bosan dengan sepakbola Serie-A. Bosan karena ketika bola sudah dibawa maju dekat kotak pinalti, tahu-tahu diumpankan ke tengah, ke belakang, eh, malah ke kiper lagi. Bola kembali perlahan maju, diumpan ke tengah, kembali ke kiper lagi. "Kapan golnya?" raung penonton. Pemain Serie-A dan pelatih-pelatihnya, terima kasih karena mengajarkan kami untuk bersabar pada hal yang membuat kami menunggu, bersabar pada hal yang menjemukan. Jika 90 menit Anda mampu menahan rasa sabar Anda tanpa meninggalkan channel dan tanpa ketiduran, Anda mampu bertahan, dan sabar dalam hal yang menjemukan. Bisa jadi jika Anda mengantri pasti terasa jauh lebih mudah.


Terakhir kita akan membahas Premier League Inggris, liga profesional pertama di dunia. Liga Inggris adalah liga terpopuler di Indonesia saat ini. Liga terbaik, banyak orang yang menyebutnya seperti itu. Walau sayang tim nasionalnya tak pernah memperoleh prestasi mentereng setelah masa musik disko sedang laris-larisnya. Kembali ke liganya. Kick and rush ala Liga Inggris mampu membuat masyarakat Indonesia berpaling dari Serie-A. Mungkin kick and rush itulah mantra Liga Inggris sehingga mampu memikat jutaan mata. Permainan cepat, taktis, efisien ditunjukkan dalam laga-laga Premier League. Kembali kita sampaikan terima kasih pada pihak-pihak Liga Inggris yang mampu mengajak kita untuk berpikir cepat, berpikir taktis, bekerja efisien, serba cepat namun tepat. Kita kadang jadi berpikir leih cepat, jika pemain tidak efisien dengan mengumpan ke arah lain, mungkin kita akan bergumam, "Harusnya ke sana, nanti langsung digiring ke situ, diumpan ke anu, ... ." (silahkan lanjutkan komentarnya sendiri). Setidaknya wujud kekritisan dan berpikir cepat kita mampu teruji di situ. Sepertinya cukup bagus untuk berpikir cepat ala peserta debat. Entah debat perempatan jalan yang dihadiri kumpulan tukang becak, atau kompetisi debat daerah atau mungkin internasional.


Ternyata sepakbola memberi manfaat terselubung kepada kita. Tak hanya mendapat hiburan melihat 22 orang yang mengejar satu bola saja. Tetapi, kita mendapatkan hal lebih, khususnya dalam mental menjadi juara. Yang menjadi juara sepakbola adalah yang bermental juara. Kenapa kita tidak memulai untuk bermental juara seperti pemainnya. Mungkin baru itu saja yang aku temukan. Mungkin rekan-rekan sekalian mampu menemukan makna lebih dari sepakbola selain hal-hal yang disebut sebelumnya. Selamat menonton pertandingan sepakbola!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana pendapatmu?