30 Desember 2011

TUKANG BECAK DI KALA REHAT

Tukang becak mungkin bekerja secara fisik dalam memberikan pelayanan. Namun, ia seringkali menjadi sosok yang dibutuhkan saat tidak ada transportasi yang lain. Kadang juga ia memang dibutuhkan dalam mendongkrak pariwisata daerah, karena kebanyakan turis atau wisatawan lokal yang belum pernah naik becak memilihnya untuk mengantar ke berbagai obyek wisata. Tak jarang pula mereka menjadi orang yang sangat komunikatif ketika perjalanan. Saya salut dengan mereka, karena ternyata di sela istirahat mereka, mereka melakukan hal-hal yang (menurut saya) bermanfaat.

 

 
Mengisi teka-teki silang (TTS) adalah hal pertama yang sering dilakukan tukang becak saat rehat. Selain mengisi TTS dari koran, mereka juga membeli buku khusus TTS. Harga buku tersebut sekitar Rp5.000,00. Seringkali cover buku kecil tersebut bergambar perempuan tahun 80an atau 90an awal, kalau tidak, ya gambar perempuan seksi. Kadang buku TTS seperti ini menjadi Teka-Teki Sinting, karena ada pertanyaan yang tidak ada kotak jawabannya, atau kurang kotak, atau bahkan bertabrakan dengan kotak lain. Tapi kita tidak membahas bukunya, kita membahas tukang becaknya. Apa efek bagi tukang becak dalam mengisi TTS? Efeknya saya kira ada pada kemampuan berbicara mereka. Sebagai pembawa alat transportasi daerah, mereka pun setengahnya bekerja sebagai tour guide, dan mungkin kekomunikatifan mereka dilatih oleh TS yang menyajikan banyak kosa kata.



Bermain catur merupakan kegemaran tukang becak yang lainnya. Tetapi dalam mengisi sela waktu dengan cara ini, mereka membutuhkan partner tukang becak yang lain, yang tentunya nganggur juga. Seringkali, kalau ada beberapa tukang becak yang mangkal, dan ada pertandingan catur, semua pada kumpul untuk melihat dan beberapa menjadi komentator. Efek samping dari permainan catur bagi kelangsungan kerja mereka, jika saya lihat adalah kemampuan mereka merancang strategi perjalanan. Mencari jalan yang lebih cepat, atau kadang merancang strategi bagaimana melewati jalanan macet dan sempit. Setidaknya penumpang bisa sampai dengan lebh cepat, walau mungkin selalu berdoa selama perjalanan. Setidaknya tukang becak mengingatkan penumpang pada Yang Kuasa.



Kegemaran lain tukang becak adalah berdebat. Pada jaman dulu, kegiatan in juga seringkali dilakuka oleh kusir. Maka erkenal istilah debat kusir. Kalau sekarang mungkin istilah tersebut bergeser menjadi debat tukang becak. Dalam melakukan aktivitas ini, minimal dua orang yang melakukan. Debat mereka kaang dimulai karena melihat acara TV atau membaca koran. Perdebatan ini pun seringkali tanpa bukti yang kuat, dan asbun (asal bunyi). Kadang tak mengunakan nalar juga agar mereka mendapat pengakuan kebenaran mutlak dari rival debatnya. Efek dari latihan debat di masa istirahat adalah kemampuan mereka untuk mencari pembenaran ketika mereka bermasalah dengan pengendara lain. Walau seringkali juga tidak nalar, atau mungkin mencari alasan yang jauh dari kasus mereka di jalan.



Membaca koran merupakan pilihan variasi istirahat lain oleh tukang becak. Koran yang merka baca mulai dari koran lokal yang layout-nya berantakan hingga koran berskala nasional. Tak perlu lagi saya jelaskan apa itu koran, karena saya yakin sudah pada tahu. Biasanya tukang becak membaca koran di kursi penumpang, hingga kadang beritanya terbawa ke dalam mimpi. Manfaat dar membaca koran bagi tukang becak adalah mampu menampilkan bahwa mereka yang dianggap tidak begitu pendidikan, mampu mengimbangi pembicaraan kasus-kasus baru-baru ini. Pengetahuan dari koran ini mereka serap untuk dijadikan bahan pembicaraan atau mungkin bahan balasan dari pembicaraan dengan penumpang, sehingga mereka jadi semakin komunikatif, dan perjalanan tidak membosankan.



Tukang becak juga menonton TV di sela-sela istirahatnya. Tetapi ini jarang dilakukan, dan hanya dilakukan di pangkalan becak yang ada TV-nya. Kadang mereka menumpang nonton TV di warung makan. Mereka pun memilih melihat acara berita dibanding acara sinetron. Efek dari menonton TV adalah sama seperti efek dari membaca koran. Jika mereka membaca koran dan melihat TV, pengetahuan mereka bertambah karena mendapat berbagai sudut pandang.



Online di jejaring sosial juga menjadi pilihan lain, walau ini hanya minoritas tukang becak. Saya kira sangat sedikit tukang becak yang melakukannya. Salah satu tukang becak yang terkenal di jejaring sosial adalah Blasius Haryadi. Ia aktif di Facebook dengan nama Harry Van Yogya, atau di Twitter dengan akun @Harryvanyogya . Ia pernah menjadi kontroversi bagi alumni SMA Kolese De Britto, karena mengapa hanya menjadi tukang becak. Namun ia mengungkapkan jika ini adalah pilihannya, dan ia nyaman dalam berprofesi ini. HIngga akhirnya ia mendapat banyak sanjungan dari kawan-kawannya dulu yang bersimpati. Ia menjadikan jejaring sosial adalah peluang untuk semakin menyebarkan pariwisata Jogja (karena ia tinggal di Jogja). Bahkan dengan menggunakan jejaring sosial, semakin bertambah banyak relasi. Asal tidak kecanduan saja.





Kegiatan lain tukang becak adalah tidur di sela masa istirahatnya. Tidur adalah kebutuhan, apalagi jika kelelahan. Maka tidur adalah media istirahat terrbaik tukang becak yang habis keliling. Biasanya mereka tidur di kursi penumpang. Posisi mungkin tidak enak, tetapi mereka melakukannya untuk mengimbangi rasa lelah yang mereka rasakan.


Demikian kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh tukang becak selama masa istirahatnya. Menurut saya, mereka mengisi istirahat mereka dengan hal bermanfaat. Mereka melatih otak, meningkatkan kemampuan berbahasa, hingga menyerap banyak pengetahuan, tetapi tetap membuat mereka kembali segar. Sementara kita, mungkin banyak dari antara kita, memilih kegiatan lain yang hanya bersifat refreshing, tetapi kurang mempertimbangkan unsur edukatif. Terima kasih tukang becak, atas inspirasi istirahatmu.


2 komentar:

  1. Tapi terkadang ada juga tukang becak yg malah menolak penumpang.Pernah saya dan teman minta diantar sampai kampus tetapi tukang becak tersebut malah meminta untuk naik moda transportasi lainnya seperti bus..

    BalasHapus
  2. Kasus yang cukup umum terjadi. Yang pasti tukang becak itu menolak rezeki.

    BalasHapus

Bagaimana pendapatmu?